Prehistoric Creature for this time is..

Prehistoric Creature for this time is..
Argentavis magnificens, perkenalkan burung terbang paling perkasa sepanjang masa. dengan rentang sayap mencapai 7 meter dan memiliki bobot seberat orang dewasa serta dilengkapi paruh dan cakar sebesar telapak kaki beruang merupakan raptor udara paling menakutkan di masa eosen akhir ( 6 juta tahun yang lalu )

Welcome Future people !

selamat datang orang orang masa depan, jangan sia siakan hidup anda hanya untuk mengkritisi kehidupan. cobalah untuk menikmatinya dan tetap bersanding pada asas moral agar kita bisa menjadi manusia yang benar benar manusia. kritikan harus disertai usaha dan mencari solusi okee ? ..

Rabu, 29 Juni 2011

surabaya bicycle adventure : into the hidden district



hai teman2, bagaimana liburan kalian? Sedikit kisah dariku mungkin dapat membuat anda senang, lizard dance (sekaligus membantu menentukan lokasi liburan apa yang cocok untuk didatangi?. Dalam cerpen ini aku menawarkan untuk mendengarkan music (back ground music). Dengan tujuan mengiringi jalan cerita yang terjadi.

Bagian 1 : not so far away (ragnarok online), theme of Rachel (ragnarok online) cora base (rf online)

Bagian 2 : home village arni (chrono cross) lizard dance (chrono cross) strategy (suikoden II)

Bagian 3 : leaving the body (chrono cross) star stealing girl (chrono cross) we will always be (suikoden II)

Epilogue : castle of dawn (suikoden II)


semoga kalian nyaman, aku berharap komentar untuk semakin menempaku menjadi lebih baik. Kencangkan sabuk pengaman kalian dan nikmatilah!


Surabaya bicycle adventure : into the hidden district bagian pertama

Mozaik budaya di utara


Pukul 16.30 tepat aku berada di taman hiburan rakyat, menunggu temanku disana. Janji yang kita buat sebenarnya pukul 16.00, namun karena ban sepedaku bocor saat berangkat, alhasil aku sedikit terlambat. Kulihat di seberang jalan rino melambaikan tangannya, mengisyaratkan kepadaku untuk segera bergegas. Seketika itu pula aku merespon dengan menghampirinya. Dia rino, kawan satu perguruan ilmu sosial di unesa. dengan kacamata hitam layaknya pelancong asing dan celana jeans bolong dia dengan santai mengayuh sepeda kumbang hybridnya.

“mana pasukanmu?” Tanya rino kepadaku

“banyak yang tidak bisa, alhasil, hanya aku saja”

“oho.. teman temanku pula, sebenarnya aku juga mau mengajak cak suroboyo sekaligus memperkenalkan wisata Surabaya, itu salah satu tugasnya, namun dia berhalangan hadir”

“jadi, kita lanjutkan saja berdua”

“oke.. langsung saja, kita nikmati perjalanan ini”

Aku belum lama mengenal sosok rino, namun yang aku tahu kami sering bertukar pikiran dan dia adalah pengendara sepeda yang setia. Bahkan di kampus dia mempromosikan untuk “gowes” kepada khalayak unesa. “bersepeda itu sehat dan bebas polusi”

Selain itu dia juga mengenal beberapa tempat bagus di Surabaya. Yang padahal, aku sendiri adalah orang Surabaya. namun tak pernah mengenal kawasan kawasan eksotis di kotaku sendiri. Maklum saja, masa smp dan sma ku lebih banyak dihabiskan berburu hewan liar di tambak keputih dan medokan. Jadi ini adalah saat yang tepat untuk PDKT terhadap kota kelahiranku.

Kami bersepeda menuju kawasan kota tua di daerah jembatan merah, bersama kita mengayuh sepeda menantang langit yang mulai memerah. Perjalanan kami tiba di suatu kawasan yang memiliki gapura besar dengan dua patung kilin menjaga kaki gapura. Tempat ini serasa tak asing bagiku, karena masa kecilku sering dihabiskan di lokasi ini.

Tertulis KYA-KYA berwarna emas pada gapura yang berlatar merah megah itu. Kya kya adalah kampung “pecinan” atau biasa disebut kampung orang cina yang terletak di pusat kota Surabaya. Meski terletak di pusat kota dan dekat dengan sebuah plaza. Tempat ini terlihat sepi dengan bentuk bangunan tinggi dan terkotak kotak. Persis seperti yang kulihat di film kungfu hustle. Kya kya merupakan district yang dihuni mayoritas penduduknya orang tionghoa, gapura kawasan ini juga telah dibangun atas dasar tersebut. Selain sebagai kawasan bisnis, kebanyakan masyarakat di sini masih satu keluarga/family besar. Berbagai kegiatan jual beli terjadi disini, namun sayangnya kami datang di hari minggu. kuil terdapat di sekitar kawasan ini untuk sembahyang bagi warga tionghoa, orang cina yang memegang teguh prinsip berdagang/menjadi saudagar tahu benar untuk memusatkan kegiatannya dan melebarkan sayap bisnisnya di kawasan lain.

“kamu orang sini kan? Bagaimana kembang jepun sekarang?” tanyaku,

“sepi, bahkan terlihat seperti kota mati”

“wao… padahal dulu ini tempat yang ramai sekali. Waktu aku kecil keluargaku sering mengajakku kesini, dahulu pun juga sepi, namun akhirnya kawasan ini disulap menjadi warung pinggir jalan yang berjajar rapi menyajikan masakan khas orang cina.”

“seperti yang kau tahu, mall mall sudah banyak berdiri dan pada akhirnya kawasan ini kalah oleh tempat yang lebih bonafit dan eksklusif”

“aku harap tempat ini dapat hidup kembali, atau setidaknya dikenal masyarakat bahwa kawasan ini merupakan chinatownnya Surabaya”

Perjalanan kami lanjutkan melewati gang sempit yang menghubungkan kawasan pecinan ini dengan kawasan muslim sunan ampel. Terdapat perbedaan yang kontras dengan kawasan kya kya yang baru saja kami lewati. Aroma kegiatan terasa sekali di kawasan ini. Orang orang bersarung berlalu lalang, banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan, mulai dari membawa pisang menggunakan becak hingga sekedar duduk duduk saja menikmati sore menunggu adzan maghrib. Lantunan ayat ayat suci berkumandang dari atas menara masjid sunan ampel yang terkenal. Ampel merupakan kawasan wisata religi yang bisa kau kunjungi. Agenda yang sangat bagus jika ingin merasakan susasana yang berbeda di Surabaya. Di sini juga menjual aneka makanan dan pernak pernik khas yang khas. Mulai dari tasbih, hingga kurma arab dapat kau temukan disini. Bahkan, air zam zam pun tersedia. Beberapa warga yang kulihat sepertinya keturunan arab. Kawasan ini sangat harmonis dan berirama. Tidak ada salahnya untuk meng agendakan kawasan ini untuk berwisata. Namun ingatlah untuk berpakaian sopan.

“mengenai tempat cangruk, dimana tempat cangkruk favoritmu?” Tanya rino

“sebenarnya aku orang yang tidak terlalu doyan cangkruk, kecuali jika diajak. Kawasan favoritq di jembatan MERR”

“aku punya keinginan memetakan seluruh kawasan cangkruk di seluruh kota Surabaya, karena banyak orang besar lahir dari tempat ini. cangkruk adalah sarana yang baik untuk bertukar ide”

“yang aku fikirkan adalah : seseorang yang hanya menghabiskan waktunya membaca buku tanpa membaginya dengan orang lain hanya akan berakhir menjadi orang pintar yang dilupakan dunia. Namun jika ia mau membagi ilmunya, idenya, kepada orang lain dan orang lain pun turut membagi idenya ilmunya, kepada orang tersebut. Bayangkan, berapa ide telah digandakan hanya dalam satu waktu singkat.”

“memang selama ini cangkruk selalu bermakna negatif di telinga orang”

“yang membedakan adalah kualitas obrolan dalam cangkruk itu sendiri, apa yang kita tukar selama cangkruk adalah bekal yang bagus untuk saling mengerti dan memahami sudut pandang dan dasar pemikiran orang lain”

“ya.. seperti inilah fenomena cangkruk, namun disadari atau tidak itu sudah membudaya diantara kita”

Tak terasa obrolan asyik membawa kami pada kawasan yang bersejarah di kota ini. Raksasa tua yang kesepian. Jembatan tua di kalisosok. Pada masa colonial belanda sungai ini merupakan penghubung kawasan pantai dengan pusat kota, maka transportasi air menjadi primadona pada masa itu. Jembatan ini dibuat untuk efisiensi lintasan kapal dan kendaraan darat. Ketika ada sebuah kapal yang lewat maka jembatan ini membelah dirinya agar dapat dilewati kapal.

Namun sayang, kondisinya sudah tak terawatt. Salah satu bagian jembatan telah hilang dan kini hanya tersisa sisi satunya yang masih berdiri kokoh, menaungi kapal kapal nelayan di bawah kakinya. Mungkin pemerintah kota harus melirik kawasan ini untuk dijaga lebih baik, karena jembatan ini adalah satu satunya peninggalan jembatan mekanik yang tersisa dari zaman colonial belanda di kota ini. Kutinggalkan sang raksasa, sendirian berdiri menjadi saksi sejarah yang dilupakan waktu.

Kami terus mengayuh sepeda melanjutkan petualangan. kali ini kami melewati sebuah jalan yang dihiasi pemandangan kargo dimana mana. Terang saja, kawasan ini dekat dengan pelabuhan perak dan merupakan gudang penyimpanan untuk bongkar muat disana. Tempat yang terpetak petak ini sangat sepi, setiap gang yang kami lewati minim penerangan dan sesekali hanya kucing dan tikus saja yang muncul di balik tong sampah. Untung saja perjalanan sepi itu hanya sebentar sampai akhirnya kami tiba di kawasan kebalen timur kecamatan pabean cantikan.

Aku teringat akan janjiku kepada wiwin dan teman teman untuk menanyakan wisata budaya gratis yang disediakan perusahaan sampoerna kepada warga Surabaya, terutama sebagai daya tarik turis untuk memperkenalkan Surabaya.

“ayo kita mampir ke sampoerna” ajak ku,

“bisa, bangunannya tepat di sebelah kita”

Aku tercengang, di tempat terpencil seperti ini, berdiri bangunan megah. Sekilas seperti bangunan biasa, dibilang megah pun rasanya kurang tepat, Lebih tepatnya “Artistik”. Kawasan ini memang sering terlihat sepi, bangunannya pun rata rata bangunan tua peninggalan belanda. Sebagian besar digunakan sebagai gudang maupun tempat usaha. Sehingga atmosfir kehidupan di tempat ini tercium sedikit pada waktu waktu tertentu. Bangunan di sini sangatlah unik dan asli, wajar saja banyak yang menjadikannya objek fotografi yang bagus. Wiwin benar akan hal ini, sayangnya kami tiba di sore hari, bukan keindahan yang kami dapat melainkan suasana menyeramkan karena sepi sekali tempat ini. Mungkin suatu hari nanti aku akan lebih menikmati kota tua di kawasan kalisosok ini.

Kami berdua pun memasuki kawasan house of sampoerna. tempat pertama yang kami tuju adalah mencari informasi Surabaya heritage track, atau wisata budaya Surabaya menggunakan bus mini milik perusahaan sampoerna. setelah bertanya panjang lebar di pusat informasi, didapatlah cara mendaftar sebagai turis dadakan. Berikut ini adalah jadwal tour Surabaya heritage track :

Jadwal tour : setiap hari kecuali hari senin

*Tour pendek 1 sampai 1,5 jam. setiap hari selasa sampai kamis dengan rute :

HoS > Tugu pahlawan > PTPN XI > Hos

Waktu tour : 10.00~11.30, 13.00~14.30, 15.00~16.30



*tour panjang 1,5 sampai 2 jam. Setiap hari jumat sampai minggu dengan rute :

Hos > tunjungan > taman surya > gedung kesenian > PTPN XI > HoS

Di tour panjang terdapat jadwal khusus, pada kloter 1 (09.00~11.00) di balai pemuda kita bisa melihat kesenian reog ponorogo. Pada kloter 2 (13.00~14.30) di balai pemuda kita bisa mengetahui sejarah kota Surabaya, pada kloter 3 (15.00~17.00) kita menuju cak durasim melihat tari tradisional.

Sayangnya kami terlambat untuk mencoba sarana ini, mungkin di lain hari kita bersama sama bisa mencoba layanan ini. Gratis tanpa dipungut biaya. Mendaftar dahulu sebelum atau waktu hari H. karena tempat ini cukup luas, kami berjalan jalan menikmati. Pada bangunan yang berada di dekat parker bis wisata terdapat mobil peninggalan pendiri perusahaan sampoerna. sebuah mobil rolls Royce silver shadow 8 cylinder 6750 cc keluaran tahun 1972. Tepat disebelah mobil itu, terdapat rumah pribadi milik keluarga. Dahulu tempat ini adalah pabrik, sampai sekarang pun juga. Dan keluarga besar sampoerna memilih tinggal di sebelah pabriknya untuk tetap bisa memantau dan menjalankan usahanya. Pada perjalanan hidup sampoerna ( yang bernama asli liem seeng tee), sang anak juga dididik untuk meneruskannya sebagai bisnis keluarga.

Saat ini tempat tersebut dapat dilihat namun tidak dapat dimasuki karena privasi. Perjalanan kami pun berlanjut menuju gedung utama yang berada di tengah. Kami pun membuka pintu ruang tersebut….

“kreekk…”

“……………”


bersambung








Surabaya bicycle adventure : into the hidden district bagian kedua

Harga sebuah kenikmatan, proporsi yang buta.


“selamat sore…, silahkan masuk, selamat datang di museum sampoerna”

Rupanya bangunan ini adalah museum, pada awal kami memasuki tempat ini banyak wisatawan lain yang memanfaatkannya sebagai lokasi fotografi yang menarik. Aku dan rino pun berjalan jalan melihat lihat apa saja yang ditawarkan museum ini.

“jejak kesuksesan pendiri sampoerna” gumamku

Kami melihat peran tembakau dalam kehidupan manusia. Tembakau telah dikenal di hampir semua kebudayaan di dunia. Berbagai macam bahan bahan yang diracik menciptakan cita rasa tersendiri dalam aktivitas manusia menghisapnya. Yang paling popular di kalangan masyarakat kita adaalah rokok.

“bagaimana tembakau dapat disukai banyak orang??”

Aku sendiri tidak tahu, karena aku bukan perokok. Tapi yang jelas dari rokok seseorang dapat sukses, tentu saja bukan hanya obyeknya yang menjadikannya sukses, tapi dari manusianya, subyek. Kami pun menelusuri apa yang membuat seorang liem seeng tee begitu sukses dan rokok sampoerna telah dikenal di hampir seluruh dunia. Ruangan pertama menawarkan sejarah singkat liem seeng tee sebelum menjadi pengusaha rokok. Dahulunya dia hanyalah remaja biasa yang nekat meninggalkan keluarga angkatnya untuk hidup di Surabaya. Liem seeng tee muda berjualan abu bakar (atau mungkin batu bara) dan hasil keuntungannya ia belikan sebuah sepeda (yang kini dipamerkan dalam museum ini) untuk memperluas distribusinya. Sampai akhirnya liem seeng tee menemukan fenomena rokok di kalangan masyarakat. Masyarakat Indonesia sendiri sudah tak asing dengan rokok. Terutama masyarakat jawa. Yang paling populer adalah rokok kretek yang ditemukan pada tahun 1880 oleh haji jamahri di kota kudus yang kemudian diproduksi missal pada tahun 1890. Kretek sendiri diadaptasi dari bunyi daun tembakau yang dibakar, berbunyi “kretek kretek”


Kembali pada kisah liem seeng tee, akhirnya liem seeng tee membuka usaha rokok kreteknya pada pertama kali. Hingga sekarang ,salah satu produknya tetap memproduksi rokok kretek dan tetap dikerjakan oleh tenaga manusia. Kami melihat berbagai macam daun tembakau dan bahan bahan lain untuk menciptakan cita rasa pada sebatang rokok. Selain itu, sebuah replika tungku pembakaran juga dihadirkan untuk menerbangkan imajinasi kami seperti apa proses pembuatan rokok itu sendiri.

Berbagai hal menarik di hadirkan di sini mulai barang barang kenangan saat perusahaan sampoerna masih seumur biji jagung, barang barang kuno seperti buku bacaan liem seeng tee yang masih terawatt baik, pemantik api dari masa ke masa, hingga alat alat yang digunakan untuk membuat rokok dari awal pelintingan hingga packing.

Di ujung ruangan terdapat sebuah replika toko kelontong yang menarik perhatian kami. Mengapa toko kelontong juga dipamerkan disini?. Deskripsi mencengangkan tertulis di samping toko kelontong yang lengkap dengan rombong dan jajanannya, (tak lupa rokoknya)

“hampir 35% hasil didapat dari penjualan rokok eceran”

Betapa penting dan uniknya distribusi rokok. Karena memang kenyataannya rokok dinikmati semua kalangan. Dari orang yang menaiki mercy hingga yang menggunakan mercy-kil (kaki). Tentu sampoerna sudah memperhitungkan betul para pedagang kecil seperti ini yang membantu mendistribusikan rokok ke satuan yang lebih kecil agar bisa dinikmati golongan menengah kebawah.

“segala aspek mulai dari pembuatan hingga distribusi telah dihadirkan di tempat ini, namun aku masih belum dapat menemukan letak kunci kesuksesan liem seeng tee, sejauh ini aku hanya melihat sejarah perusahaannya” gumamku dalam hati.

Hingga akhirnya rino mengamati sesuatu yang membuatku ikut memperhatikannya. Sebuah lambang segitiga dengan tangan menunjuk di setiap sisinya. Aku mengalami de javu.

“sepertinya aku pernah melihat lambang itu”

“setiap objek sepertinya ada, coba kau telusuri”

. Dan memang benar, aku telah bertemu lambang itu belasan kali pada obyek museum, hanya saja aku kurang memperhatikan wujudnya karena terlalu fokus terhadap deskripsi dan kisah di balik objek tersebut. Tanpa berfikir panjang aku langsung bertanya terhadap tour guide yang ada disampingku

“mbak, apa makna dari lambang ini?”

“lambang ini bermakna bahwa produsen, konsumen dan distributor harus bekerjasama untuk mencapai kemakmuran”

Sejenak aku berfikir dalam hati. Perusahaan sampoerna mungkin dapat berperan sebagai produsen ataupun distributor, namun esensi letak itu bukan inti jawaban pertanyaanku. Sejenak aku memikirkan tentang fenomena pupuk di negeri kita. Ketika musim menanam kita tahu, bagaimana ulah sebagian distributor mencekik petani yang notabenenya konsumen. Mereka menimbun untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kebutuhan primer petani pada masa masa itu. Dan akhirnya petani pun cukup menderita sedangkan produsen meski produksi tetap lancer tetapi keresahan konsumen berimbas padanya. Hanya karena ulah distributor. Bayangkan jika seorang produsen yang memiliki kualitas buruk atau dengan harga tinggi. Maka distributor tentu mau tak mau menaikkan cost kepada konsumen, ujung ujungnya jumlah konsumen berkurang. Lalu bagaimana dengan peran konsumen? Kita tahu bahwa konsumen adalah penilai akhir atas sebuah barang yang dinikmati produsen. Jika konsumen kecewa sudah pasti produsen maupun distributor akan merugi.

“argh.. ini hanya analogi kasus, bukan solusi, lalu apa yang harus dilakukan agar ke tiga hal ini berjalan seimbang?????”

Diluar pikiranku, aku hanya ingin menikmati perjalanan ini, mungkin sekarang bukan saat yang tepat untuk membicarakan bisnis. Dan semoga dalam perjalanan ini aku menemukan jawabannya. Perlahan aku melangkah ke salah satu sudut ruangan dan melihat lihat berbagai macam “bungkus” rokok untuk kalangan kalangan tertentu. Seperti rokok kostrad (sepertinya untuk para TNI) keraton dalem ( jelas untuk orang2 monarkhi macam jogja maupun solo). Aku menatap etalase kaca ini semakin ke atas, sesuatu yang unik sekali. Namun, ini adalah sihir yang penting dalam bisnis. Ini mengenai bagaimana cara Asertif terhadap konsumen, yakni membuatnya terasa “lebih dekat” hanya dari tampilan saja. Hingga kami melihat bungkus yang dipajang di etalase paling atas. Kami tercengang atas obyek satu ini.

“ini adalah harga sebuah kenikmatan” sahutku

Kami disuguhi berbagai bungkus rokok sampoerna yang telah beredar di seluruh dunia. Beberapa bungkus dengan tegas menyatakan resiko merokok tidak hanya dari tulisan seperti di Indonesia, melainkan dengan gambar. Tak tanggung tanggung gambar itu terpampang penuh di sisi rokok. Memperlihatkan seperti inilah akibatnya jika kau merokok. Jadi rokok secara legal diterima di seluruh dunia namun juga secara legal menjadi kandidat pembunuh manusia, setiap Negara mempunyai cara sendiri untuk memperingatkan warganya terhadap efek samping rokok.

“tapi itulah manusia. Terdapat harga dari sebuah kenikmatan, bukankah itu tak ada bedanya dengan kau bermain hewan2 macam itu, kau menikmatinya kan meski secara sadar tahu akan resikonya?” ujar rino

“…………………………”

“ayo kita ke lantai 2, seperinya ada hal menarik di atas sana” sahutku

Kami pun berjalan menaiki tangga di lantai 2. Sebuah tulisan menghampiri penglihatan kami di depan

“dilarang memotret tanpa seizing dari petugas” ujar rino.

“hei, bukannya kita dari tadi bebas memotret?”

“hmmm ini tokonya, wajar saja”

“maksudmu toko merchandise?”

“seperti itu…”

Ya benar, ini adalah toko souvenir di museum ini. Berbagai pernak pernk unik dan antic dapat kau temukan disini. Mulai dari gantungan kunci, replika alat pembuat rokok hingga batik batik yang cantik nan elegan tersedia. Dari itu semua terdapat satu hal yang membuatkan terbelalak.

“bro, kemari” sahutku

“itu tempat yang luas sekali.. pantas gedung ini begitu panjang dan tak mungkin hanya sesempit ini isinya”

“mbak, sebenarnya tempat apa yang kami lihat dari balik kaca ini” tanyaku pada tour guide

“ini tempat pelintingan rokok mas. Dahulu sebelum jadi museum trmpat itu digunakan sebagai gedung teater dan kantor, namun sekarang beralih fungsi. Pada tahun 2003 kantor yang sekarang kita pijak menjadi museum dan pemandangan di balik kaca adalah tempat pelintingan rokok”

“hmm mengapa tidak menggunakan mesin?”

“rokok kretek harus diracik dan dilinting menggunakan tangan untuk menjaga cita rasanya. Terdapat 300 pegawai yang aktif di sini. Jadi tempat ini sebenarnya juga pabrik. Mas masnya dapat melihat aktivitas itu dari balik kaca ini di hari kerja”

Setelah puas melihat dan bertanya Tanya di sini, kami pun keluar dari museum dan mencari tempat lain untuk dijelajahi

“apa yang kau dapat dari tempat ini?” Tanya rino padaku

“jika liem seeng tee bisa dari nol, kenapa kita tidak?”



Tak terasa jam di handphone telah menunjukkan pukul 17.40, yang saatnya untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib. Mushola terletak di sebelah gedung ini, namun selama perjalanan kami menemukaqn sesuatu yang menarik. :

REPOSISI

10 JUNI~ 03 JULI 2011

09.00~22.00

GALERI SENI HoS

Taman sampoerna 6 surabaya

Oleh jurusan pendidikan seni rupa

Fakultas bahasa dan seni

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

“Mungkin kita bisa melihatnya setelah sholat”

“mari..”

Setelah beribadah kami berjalan menuju galeri reposisi yang terletak tepaqt di sebelah jalan mushola. Terdapat karya seni rupa yang unik, mulai dari lukisan, sketsa, hingga karya seni rupa 3 dimensi. Setiap karya yang dipajang memberikan makna tersendiri. Bagi penikmat seni, karya perupa adalah hasil “akulturasi” dari imajinasi dan kenyataan yang dipadukan menjadi produk perupa. Bagi kami yang tidak terlalu faham hal itu hanya bisa terkagum kagum namun sulit mengerti sebagian karya yang ada. Untungnya judul karya selalu dapat membantu inajinasi kami memvisualisasikan maksud yang ingin disampaikan oleh perupa. Salah satu karya menarik perhatianku di ruang tengah.

“eksotis serba kilat”

“…….”

“karya ini.. kontras sekali, ibaratkan kemajuan manusia pada gambar atas berimbas pada tanah hijau yang berada di bawah. Batas keduanya dipisahkan leleran darah, apa mungkin maksud karya ini adalah pengorbanan atas tanah hijau akibat eksotisme yang dibuat manusia?” ujarku mencoba mendeskripsikan

“cita rasa setiap orang berbeda, namun aku setuju akan hal itu”

Sebuah tangga kecil menarik kami untuk berjalan ke lantai 2. Di sini lebih banyak karya seni modern seperti foto, seni 3D, maupun seni dari hasil digital. Namun apapun bentuknya, itulah seni. Kau dapat merasakan maksud pembuatnya walaupun itu terlihat aneh di matamu. Beberapa karya unik seperti foto para reog cilik, daging ayam yang diperebutkan 5 garpu, serta kombinasi puisi dan bentuk simetris mempesona mata kami.

“bicara mengenai ide…” rino tiba tiba menyela

“ aku memiliki banyak ide untuk mempromosikan atau setidaknya memerkenalkan kota kita agar tidak hanya dikenal sebagai tempat yang terlihat maju namun juga tempat yang berbudaya dan memiliki ciri khas tersendiri” ujarnya

“apa salah satu idemu?”

“komik.. kau ahli menggambar kan? Aku sudah memiliki konsepnya tinggal bagaimana kita menjalankannya”

“hmm bagaimana jika semacam novel dengan ilustrasi? Maksudku ilustrasi yang seperti komik. Jadi kita selingi dengan komik agar menarik. Karena komik akan memakan waktu yang lama. Sementara aku bisa membantu imajinasimu karena sekarang aku sedang tekun menulis”

“bisa kita atur.. yang aku impikan adalah bagaimana caranya agar kota kita lebih dikenal sebagai kota berbudaya tidak hanya sebagai kota transit untuk mencari uang ataupun mencapai gelar”

“seperti yang dilakukan teman2 dari ITS dan UNAIR kan? Animasi suro dan boyo begitu populer dan secara tak langsung mimpi kita juga larut di dalamnya. Kita butuh relasi lain yang lebih kuat”

“benar. Lihat fenomena yang terjadi. Ambil contoh saja kawan2 kita sendiri. Apa yang mereka nikmati dari Surabaya? Hanya mall saja? Apa karena mall adalah sesuatu yang tidak ada dari daerah asalnya? Padahal wisata budaya juga banyak di sini, dan ironisnya warga Negara asing yang antusias mengenal budaya kita. Warga kota sendiri mayoritas malah silau oleh ke glamouran mall yang tumbuh berjamur sekarang”

Perkataan rino mengingatkanku pada suatu kisah tentang senampan susu. Dikisahkan seorang pegawai datang kerumah bosnya. Ia begitu takjub akan keindahan rumah bosnya, bosnya memperbolehkannya berkeliling dengan satu syarat : bawa nampan susu ini, jangan sampai tumpah. Kemudian pegawai tersebut berkeliling dan sampai pada bosnya lagi. Apa yang ia katakan? Sang bos bertanya, bagaimana keindahan rumahku?. Sang pegawai menjawab, saya tak terlalu memperhatikan bos karena konsen terhadap nampan ini. Sang bos menjawab, kalau begitu lihat sekali lagi, lupakan nampan itu, namun tetap bawa ia berkeliling. Sekali lagi sang pegawai berkeliling dan sampai ke bosnya lagi. Ia bercerita panjang lebar tentang keindahan rumah bosnya sampai tidak memperhatikan nampannya trlah kosong karena isinya tumpah. Sang bos menyuruh si pegawai untuk melihat nampannya, si pegawai hanya tertawa sampai sang bos mengatakan. Jika kau menginginkan semuanya, coba nikmati dengan sabar, hidup ini harus seimbang. Alhasil sang pegawai menyadari kesalahannya, ia melakukan keliling rumah itu lagi. Kali ini ia menikmati semua dan tetap mampu menjaga nampan susu itu, yang kemudian bosnya menyuruhnya meminumnya karena itu susu kualitas terbaik dari selandia baru.

Ketekunan yang berbuah kenikmatan…

2 kali aku menemukan kata seimbang, satu kunci ketekunan telah ditemukan. Lalu apa kunci lainnya?

“mungkin kita bisa berdiskusi selama perjalanan” ujarku

“bisa, hari juga sudah cukup malam, maukah kau mampir kerumahku? Ada hal yang kausuka disana. Terutama orang geografi. Kau suka wall climbing kan??”

“jujur saja aku belum bisa, kecuali jika ada ular di atasnya hahahaha”

“semoga saja”

Dengan langkah santai dari tempat ini, kami berjalan menuju parkiran mengambil sepeda kami. Jam menunjukkan pukul 19.30, dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah rino. Perlahan aku memalingkan wajah untuk berpisah dengan tempat ini. Yang memberiku banyak inspirasi juga pertanyaan. Kata sukses begitu mudah diucapkan namun tak semudah itu dilakukan. Bukan sulit, namun tak mudah. Mudah adalah factor positif yang akan menuntun kita menuju resep rahasianya….

Jadi, apakah kalian juga ingin mengunjungi tempat ini?


Bersambung









Surabaya bicycle adventure : into the hidden district bagian ketiga, final story.

Murid langit dan kereta tua

Perjalanan menuju rumah rino kami lakukan dengan betukar sepeda. Rino menaiki sepeda gunungku dan aku menaiki sepda kebo hybrid miliknya. Terang saja penampilan kami berkebalikan. Aku berpakaian hitam hitam dengan topi koboi di kepala, sangat pantas jika menggunakan speda rino yang juga hitam dan unik. Sedangkan rino mengenakan kacamata hitam, jeans bolong dan tas tentara, seperti turis dari afrika selatan. Sangat cocok memakai speda gunung silverku.


Selama perjalanan fikiranku masih diselimuti oleh lambang sampoerna, kisah susu dan mimpi rino. Yang kutemukan hanya pertanyaan dan analogi, belum pada tahap solusi. Aku juga hampir lupa memperhitungkan factor persaingan. Dan bisnis yang kulakukan memang unik, kualitas barang bisa berubah rubah tergantung keadaan karena aku menjual makhluk hidup. Jadi apa yang membedakan jika kualitas dapat berubah rubah?. Yang aku fikirkan adalah pelayanan dan ilmu. Agar aku lebih mengerti apa yang kujual aku membutuhkan ilmu, ilmu yang kudapat dari buku, pengalaman maupun riset pribadi. Pelayanan, karena pada dasarnya aku penghobi maka aku dengan senang hati melayani orang orang yang baru terjun dalam dunia ini. Namun, ada perkataan perkataan yang kuingat dari temanku yang sudah berpengalaman di dunia ini

“lupakan cintamu, jika terlalu cinta kau akan sulit menjual mereka, dan pada akhirnya kau merugi”

“pebisnis harus fokus terhadap keuntungan dan kerugian. Lupakan soal hati, yakinkan kualitasmu sudah terbaik”

“kau orang yang ambisius, kau akan sulit membedakan antara mengoleksi dengan variasi produk”

Benar sekali semua kata kata itu. Aku pun menyadari akan hal itu. Mungkin untuk permulaan aku mencoba dari hal yang aku sukai, yaitu hewan peliharaan. Kalaupun aku gagal aku akan berusaha bangkit. Karena kita semua tahu, orang sukses lahir dari kegagalan yang menempanya, bukan dari keberhasilan instan. Dia lahir dari aplikasi ilmu yang sudah dipelajarinya dan menerima segala resiko yang diakibatkannya. Tapi ini merupakan disertasi yang sulit membedakan smua. Semua harus diatur sesempurna mungkin. bagaimana caranya??


Kami berdua merasakan hal yang sama yaitu lapar. tepat di ujung jembatan merah kami berhenti sejenak untuk menikmati nasi goreng bersama. Sambil makan kita berbicara bersama.

“jadi bagaimana kabar bisnis hewan extreme mu? Tanya rino

“alhamdulilah berjalan lancar, meski sekarang sedang krisis karena beberapa pet sakit sehingga aku intenskan untuk recovery”

“memang sudah berapak koleksi yang kau jual?”

“cukup banyak, sudah bisa kirim luar kota bahkan luar pulau. Sekarang aku merambah ke pasar lain”

“seperti?”

“tanaman karnivora dan ikan predator”

“jadi apa sekarang kau mengalami krisis financial?”

“aku tidak menganggap krisis, hanya berdiam saja dahulu. Menunggu saat yang tepat. Banyak sekali penawaran dari teman2 lain yang kutolak karena sedang sepi permintaan. Untuk itu kesempatan ini aku gunakan untuk merambah yang lain agar tetap bisa berjalan. Selain variasi, hal ini tentunya akan lebih meng “unik” kan aku daripada yang lain”

“pelayanan adalah kredibilitas utama”

“kau melewatkan kesempatan banyak, tentang banyak order yang tidak bisa kau sanggupi hanya karena fokus terhadap recovery? Tidakkah itu merugikanmu? Kau melewatkan keuntungan itu”

“aku menunggu gajiku bulan ini untuk berinvestasi lagi, keuntungan bulan lalu sudah cukup menutupi dan masih mampu surplus”

“bagaimana denganmu? Tidakkah kau ingin membuka usaha?” tanyaku

“aku hanya penghobi, aku lebih suka mengabdi, menikmati hasil seperti itu bagiku kurang pantas” kata katanya persis seperti yang diucapkan temanku ilham.

“berbicara masalah cangkruk, kau bisa kunjungi kami di kampus B unair, di sana kami selalu bertukar fikiran. Tidak ada ide yang dianggap tolol ataupun mengagumkan, yang dilakukan hanyalah saling menerima, bertukar informasi”

“lantas, apakah ide ide itu terealisasikan?” sahutku

“…………” rino terdiam

“kau sudah mendengar apa yang ada dalam fikiranku. Aku terlalu takut untuk memulainya, dan pada akhirnya ide tersebut hanya menguap menjadi kenangan manis yang tak mampu tercipta nyata”

“kau membutuhkan orang movers…” jawabku

“cukup mustahil rasanya, namun jika di depanku adalah seorang movers, aku mungkin bisa mengandalkannya”

“bagaimana jika suatu saat usahamu berbuah manis dan kau melupakan semua esensi yang kau ceritakan, manusia bisa silau dan lupa jikia hal itu terjadi” sambung rino

Dari dalam tas aku mengambil sesuatu, sesuatu yang hampir membuat orang orang sekitar ketakutan

“perkenalkan ini longfang, ular cincin emas. Partnerku. Longfang sudah menemaniku sejak langkah pertama aku memulai bisnis ini di tahun pertama. Aku mendidiknya dari ganas total menjadi jinak dan bersahabat, cincin mas terkenal sebagai ular yang sulit beradaptasi, sulit makan, namun aku mampu membuatnya makan hanya dalam waktu satu bulan. serta mampu menjadikannya kawan sosialisasi yang baik terhadap masyarakat. Jika aku menjualnya kau boleh maki aku sebagai manusia paling pelupa.”

“jika ular koleksimu bagus bagus, mengapa kau memilih ular ini? Bukankah ini ular murah?”

“di situlah letaknya. Aku akan membedakan hal itu. Seperti yang liem seeng tee lakukan, siapa mengira jika dia sukses dan menyimpan kenangan kenangannya selama susah. Dan kini ia membaginya dengan kita. Melalui hal yang biasanya dilupakan orang ketika ia sukses, yaitu masa lalunya. Longfang kan menjadi symbol idealisku, dimana aku harus mampu menjalankan komersial dengan idealis dengan seimbang. Semua mendapat perlakuan sama, hanya saja ada satu yang diutamakan, karna pada dasarnya aku penghobi, bukan silau oleh bisnis, kau bisa tanyakan kepada teman2ku dari smp hingga sekarang”

“pertahankan idealismemu kawan, tapi kau sadar kan hal itu tak akan membuatmu kaya?”

“sukses.. itulah impianku, bukan kaya. Tapi sukses…”

Kami terdiam sejenak, obrolan ini cukup membuatku sedikit panas. Tapi memang itulah kenyataan yang terjadi, prinsip keseimbangan semu. Aku bahkan pernah hampir menjual longfang, namun untungnya aku masih mampu menahannya. Mirza, adya, zein, agung, memey, bolot, fahmi, dan kebo. mereka mengenal longfang lebih dari teman yang lain. Sejak ganas total hingga sekarang.

“apa yang sebenarnya kurang…”

“coba fikirkan mengenai idealismu, cinta dalam bentuk lain.”

Tiba tiba sesuatu menyentak kepalaku dengan hebat. Bukan benda nyata tapi jauh dari kotak hippotalamus terdalam

“sebuah tim… a dream team”

“Maksudmu??”

“aku pernah membaca suatu buku di kost temanku bernama zein, tentang bagaimana menjadi entrepreneur sejati. menciptakan sebuah tim.. jika kita semua hanya berperan sebagai otak, tanpa penggerak lantas bagaimana semua bisa berjalan? Jika prinsip kanzen mampu menjalankan perusahaan yang dihidupi semua kalangan sampai cleaning service sekalipun. Mengapa kita tidak? Aku terlalu egois untuk berfikir mampu menguasai semuanya. Pendiri sampoerna mendirikan usahanya berbasis keluarga, dalam kata lain tim. Yang dibutuhkan adalah sebuah tim, tim yang terdiri dari ahli yang menguasai bidangnya masing masing. Menyatukan mereka dalam satu gerakan berirama. Saling bertukar informasi seperti system syaraf pada tubuh. Jika dalam konteksnya ini sebuah persaingan kepercayaan, maka keprcayaan sangat diutamakan, terutama kredibilitas orang yang dipercaya. Mencari informasi dari sang ahli, kalaupun tidak mendapat sang ahli, belajar terhadap orang yang ingin menjadi ahli, bersama melakukan trial error. Yang terpenting adalah kau mampu mempercayai orang itu, orang dekatmu.. Jika aku mampu menyatukan mereka semua dalam satu kesatuan maka….”

“kalian akan menjadi tim yang luar biasa. Orang orang akan mengenalmu bukan hanya dari kualitas barangmu, tapi juga kualitas orangnya”

“jika ada yang bermain black campaign ataupun persaingan kata maka kepercayaan adalah satu satunya kejujuran yang dapat kuandalkan”

“begitu pula aku, pertahankan idealisme mu. Idealis bukan tidak mungkin untuk sukses, tapi memilih cara yang unik untuk sukses. Hahaha, aku akan pelihara ikan arapaima atau anaconda kelak”

“kau akan membutuhkan ruang yang luas”

“selama ada kau kenapa aku harus bingung??”

“hahaha, aku ada ular hitam dari Sulawesi kau akan suka. Mampirlah lagi jika sempat. Black boiga, BB ku.”

Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah rino. Longfang tertidur di topi koboiq, alhasil ku memakainya dengan longfang di atas, tapi q cemas nanti dia bisa terkena pilek, alhasil aku masukkan lagi ke dalam tas. Sebuah perbincangan yang menarik. Mungkinkah kuncinya ada pada tim? Perlahan semuanya mulai jelas. Aku selalu percaya nama miftah yang berarti kunci adalah untuk membuka gembok pertanyaan, aku harap semua miftah akan menyadarinya.. di dunia ini, Siapapun kamu, kamu adalah orang special tidak rendah dari siapapun tidak tinggi dari siapapun. Semua kelebihanmu harus dibuktikan untuk menjadi yang nomer 1. Selalu terbayang dalam fikiranku.

“jadi, dimana rumahmu??”

“sidotopo, pernah mendengarnya?”

“pernah, namun belum pernah berkunjung kesana”

“kau akan menyukainya”

Kami mengayuh sepeda menuju sebuah gerbang kecil nan gelap. Perlahan cahaya kota yang berpendar digantikan daerah luas namun gelap. Hanya sedikit penerangan yang ada di sekitar kami, nampaknya sekeliling kami adalah hamparan rumput yang luas. Dari kejauhan terlihat cahaya kecil yang masiv, sepertinya kami sudah makin dekat dengan pusat kehidupan. Memasuki gang gang sempit, ramai sekali akan orang, padahal beberapa meter sebelum kami datang benar benar gelap gulita. Tak lama kemudian kami sampai di kediaman rino. Sebuah rumah kecil dengan banyak lukisan terpajang di dalamnya. Ini merupakan kawasan padat penduduk dengan tanpa jarak pada setiap rumah. Sesampainya di sana kami meletakkan sepeda dan rino mengajakku berjalan ke suatu tempat.

“apa mungkin di tempat seperti ini ada wall climbing?” fikirku

Sampai kami akhirnya tiba di sebuah kuburan, bukan kuburan biasa. Ini adalah kuburan gerbong kereta tua. Gerbong kereta yang sudah tak layak beroperasi berbaris rapi di sini dalam keadaan berkarat, siap ambruk, karena mur dan batunya sudah dikilokan, tapi masih mampu berdiri kokoh di atas rel kereta. Rino mulai memanjat lewat sambungan gerbong kereta, menumpukan kakinya di setiap sisi untuk mendapatkan pijakan dan mencapai atap kereta. Menarik sekali, apalagi tidak ada penerangan di sini. kami hanya dipandu cahaya bulan dan cahaya api dari orang yang membakar sampah di seberang.

Sesampainya di atap rino langsung tiduran. Kucoba ikut menikmatinya. Dan ini hal yang luar biasa, di tempat ini aku mampu melihat angkasa luas dari semua sudut, merasakannya bagai kubah, bukan sebagai objek datar. Melihatnya lepas seperti waktu napak tilas di blitar, bukan melihatnya sambil terhalang bangunan dari manyar.

“aku selalu berfikir di sini… merasakan langit, bahkan tertidur di sini.. coba rasakan aromanya” katanya sambil tiduran

“sungguh menyenangkan, aku akan mencerpenkan kisah ini..” aku mengikutinya

“latihanmu untuk menulis?”

“ya.. banyak sekali hal yang ingin kulakukan dalam hidup ini, termasuk menulis. Memang aku belum pernah memenangkan satu lomba pun. Tapi hal ini akan semakin menempaku menjadi lebih baik. Lagipula, aku juga masih bermimpi menangkap piton 7 meter ke atas”

“hah….???”

“tentunya dengan tim, mati aku jika sendirian”

“hahahahahaha”

“hmmm kenapa kau sedikit terasing disini? Maaf jika kata kataku sedikit menyinggung”

“kau sedang berada di kawasan bebas. Pemuda pemudi di sini banyak yang perokok, peminum pecandu narkoba, bahkan pemain seks. Aku pernah minum, rasanya memang nikmat di awal tapi kau tak akan mau mencobanya lagi”

“lalu…?”

“aku akan mempertahankan idealisku, jika aku mampu bertahan dalam kondisi ini. Lingkungan memang faktor utama pembentuk seseorang namun para ahli melupakan faktor iman dan kesadaran”

Kondisi yang dialaminya sama dengan temanku miftah farid. Seseorang yang berusaha mempertahankan kebenaran di atas terpaan keburukan yang selalu berputar disekitarnya.

“aku seperti mampu menyentuh langit, dekat sekali..” gumamku

“sayang hanya ada awan…”

“sedikit bintang berkedip dari sana..”

“ini… awan kumulonimbus, awan yang paling dekat dnegan daratan.. bentuknya tebal dan besar.. untung saja aku jarang membolos pada kuliah meteorology”

“hahahaahahha” kami tertawa bersama

“lalu apa yang akuntansi Negara pelajari?”

“kami menghitung, sebuah probabilitas”

“salam buat rinda, dia salah satu temanku Sma. Mungkin juga mengenalmu, tawarkan ular pada dia. Pasti dia ingat aku. “

Langit kelabu dengan awan kumulonimbus samar samar bergerak menutupi cahaya bulan dan kelap kelip bintang, suara layangan soang terdengar merdu di telingaku. Semacam layangan raksasa dengan lampu kelap kelip dan dapat berbunyi jika terkena angin karena ada bagian yang dapat bergetar. Percikan kembang api membangunkan kami. Tower yang sebelumnya samar samar, terlihat akibat cahaya kembang api.

“sudah malam, mungkin aku harus kembali”

“kalo begitu ayo kita kembali ke rumahku”

Rino berlari dengan lincahnya tanpa terpeleset di atap gerbong. Sepertinya jiwa bonek sudah mengisi kesadarannya. Sedangkan aku masih berjalan perlahan lahan dan berhati hati. Rino kemudian turun dan mengajarkanku cara yang sama ketika naik.

Sesampainya di rumah rino aku mengeluarkan longfang. Rino hanya tersenyum dan aku menyahutinya “sosialisasi”. Begitu antusias warga sekitar untuk mengenal ular, aku pun member edukasi singkat mengneai ular yang kubawa, kebanyakan pertanyaan mengacu pada ragam ular berbisa dan kemiripan longfang dengan ular weling yang mematikan. Anak anak kecil yang semula takut akhirnya berani untuk memegang longfang. Bersama rino mereka saling belajar mengenal ular. Tidak menganggapnya sebagai musuh, namun sebagai tetangga yang berdampingan. Bertemu dengan om rino yakni om agus membawa kami pada obrolan seputar pengalaman tentang ular. Respon yang baik mungkin akan membawaku ke sidotopo untuk sosialisasi lagi.



Kami mengayuh sepeda bersama dan berhenti di suatu tempat

“dari sini lurus akan tembus gubeng’

“thanks bro… kapan kapan kita bersepeda lagi, dan aku janji untuk mengajak kawan2 bersama kita”

“bersama kita akan memperkenalkan Surabaya, Surabaya tidak sesempit yang kesibukan kita katakan tapi seluas apa yang keingintahuan rasakan”

“ya.. dan aku masih memiliki hutang menyusuri si jembatan tua”



Kami bersalaman dan berpisah menuju arah masing2…

Aku tunggu petualangan selanjutnya…