Prehistoric Creature for this time is..

Prehistoric Creature for this time is..
Argentavis magnificens, perkenalkan burung terbang paling perkasa sepanjang masa. dengan rentang sayap mencapai 7 meter dan memiliki bobot seberat orang dewasa serta dilengkapi paruh dan cakar sebesar telapak kaki beruang merupakan raptor udara paling menakutkan di masa eosen akhir ( 6 juta tahun yang lalu )

Welcome Future people !

selamat datang orang orang masa depan, jangan sia siakan hidup anda hanya untuk mengkritisi kehidupan. cobalah untuk menikmatinya dan tetap bersanding pada asas moral agar kita bisa menjadi manusia yang benar benar manusia. kritikan harus disertai usaha dan mencari solusi okee ? ..

Selasa, 02 Maret 2010

Apa sih pendidik itu?



mungkin sebagian dari kita ingin menjadi seorang pendidik, atau bahasa umumnya seorang guru. namun tahukah anda hakikat seorang pendidik itu seperti apa? apakah orientasinya ke depan jika kita telah lulus menjadi sarjana pendidikan?


1. siapakah pendidik itu?


siapakah pendidik itu? Secara awam kita mengetahui bahwa pendidik ialah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain untuk mencapai tahap kedewasaan. Dalam kasus mendidik, pendidik ditempatkan sebagai aspek objektif dimana seorang pendidik adalah penuntun murid didiknya untuk mengetahui permasalahan atau ilmu secara gambling yang terjadi di dunia ini. Alam berperan sebagai sarana didik. Sebagai sarana, tentu saja alam telah menyediakan bermacam macam pertanyaan dan jawaban atas rasa keingin tahuan manusia yang besar. Sering kali manusia berfikir keras untuk mendeskripsikan apa yang tidak ia ketahuinya. Dalam pendidikan, pendidik berfungsi sebagai jembatan penghubung antara ketidak tahuan akan sesuatu menjadi tahu sesuatu karena bantuan pendidik. Dalam konteksnya pendidik secara aktif memancing murid didiknya untuk menanyakan suatu pertanyaan terbesar yang ia punya. Maka fungsi pendidik bisa menjadi subjektif. Dalam rasa keingintahuan manusia akan jawaban pertanyaannya pendidik akan memberi arah pola pikir murid didiknya guna memberi orientasi yang jelas dan memuaskan jiwa murid didik.


2. apa pendidikan itu?

Pendidikan adalah suatu pola fikir manusia untuk memberikan warisan berupa ilmu ataupun warisan budaya . secara konotasi pendidikan agaknya merupakan suatu cara cuci otak/ memprogram masyarakat. Mengapa demikian? Pendidikan bertujuan menanamkan nila nilai dan ilmu yang dimiliki pendidik untuk selanjutnya di copy paste ke peserta didiknya. Hal ini tak lain karena fungsi akal manusia. Menurut teori Darwin manusia yang telah mengemban akal dalam dirinya tak akan mampu bertahan secara naluriah di hutan. Karena memori naluriah manusia begitu lemah. Karena posisinya telah tergantikan oleh kemampuan yang lebih kompleks, yaitu akal. manusia dapat memproses bahkan mengupgrade pola fikir dan pengetahuannya. Namun tidak berarti akal tidak memiliki kelemahan. Naluri manusia begitu tumpul akan suatu hal yang berhubungan dengan hokum alam. Termasuk dalam urusan biologis, meneruskan spesiesnya. Tidak seperti hewan yang kebanyakan anaknya telah terprogram secara naluriah maka dengan sedikit bantuan orang tua hewan tersebut sejak lahir telah memiliki bekal untuk hidup. Yaitu kemampuan naluri untuk bertahan. Sedangkan manusia? Kenyataannya manusia merupakan bayi yang paling lemah di bumi. Hingga umur 8 tahun manusia harus terus dirawat. Jika tidak maka manusia itu akan mati. Entah karena kelaparan atau ketidak tahuannya akan dunia. Secara spesifik manusia memerlukan sesuatu yang dapat ia wariskan. Manusia telah kehilangan cara untuk mewariskan ilmu secara genetika. Namun karena kreatifitas manusia dan kerja otak yang luar biasa manusia menemukan cara untuk mengubah persepsi dan pengalaman hidupnya ke manusia lain lewat pendidikan. Seorang pendidik harus memiliki sifat lugas dan tanggap akan karakteristik peserta didiknya. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi penerimaan ilmu yang ia berikan. Sang pendidik akan menampung aspirasi mentah para peserta didiknya lalu memasaknya hingga matang dan mampu ditelan oleh peserta didiknya. Meski itu hanya visualisasi belakan , namun memberi kesa nyata pentingnya pendidik bagi kelangsungan suatu budaya dan pola fikir



3.pendidik VS buku

Jika buku adalah sumber sebuah ilmu maka pendidik adalah cikal bakal suatu ilmu. Mengapa? Secara kontekstual buku merupakan hasil karya manusia yang dibuat dengan tujuan mewariskan sebuah ilmu atau informasi kepada manusia lain. Lantas apakah semua penulis buku adalah pendidik? Ternyata tidak. Penulis hanya mampu memvisualisasikan secara abstrak kepada para pembaca yang membaca bukunya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kontak emosi antara sang penulis dan sang pembaca. Maka kemungkinan multi tafsir bias terjadi. Hal ini sangat lumrah terjadi, terlebih lagi jika buku tersebut tak mempunyai ilustrasi yang jelas.meski kemampuan penalaran dan imajinasi sangat nyata dalam diri manusia. Namun suatu visual yang lebih konkret di butuhkan agar tercapainya jalan yang lurus sesuai tujuan. Dari fakta ini kita mendapat informasi tentang pentingnya pendidik. Pendidik lebih mudah diterima orang daripada buku. Mengapa? Selain karena pendidik adalah manusia. Sang pendidik akan memperagakan topic yang sedang diulas dengan visualisasi yang nyata. Sebuah cara yang brilian untuk mentransfer ilmu terlebih lagi jika fungsi pendidik mampu membuat peserta didiknya aktif mengajukan pertanyaan. Sangat rasional jika seorang pendidik memiliki buku pegangan bagi siswanya, tujuannya antara lain yaitu menyelaraskan pemikiran satu sama lain terhadap materi yang diulas. Pendidik akan menuntun murid didiknya untuk menjelajahi atmosfir buku yang sedang ia baca hingga menyentuh daratan buku tersebut . sehingga fungsi pendidik adalah berbanding lurus dengan buku. Karena tujuan pendidk ialah membagi ilmunya dengan orang lain untuk menyelaraskan persepsi akan suatu topik.


4. pendidikan sebagai warisan

Dalam pendidikan ada komponen yang tidak dapat dipisahkan untuk melengkapi kata pendidikan memiliki suatu arti yang masuk akal. Pendidik adalah variabel yang mentransfer ilmunya. Pendidikan ialah cara pendidik untuk melakukan transfer ilmu tersebut. Yang menjadi objek transfer adalah murid, sebagai penerima ilmu. Pendidikan ialah. menurut prof. Dr. ahmad tafsir dalam bukunya filsafat pendidikan islami, pendidkan ialah Suatu kegiatan yang melibatkan semua aspek baik manusia dan alam. Alam berperan sebagai lokasi sekaligus penyedia fasilitas didik, atau bias disebut alam adalah fasilitator. Sedangkan pendidik ialah yang menyediakan ilmu untuk peserta didik. Secara kontekstual pendidik juga dapat disebut fasilitator, namun di sini perbedaannya ialah. Ilmu yang di dapat dari sang pendidik ialah berasal dari alam. Dan pendidik menerangkan ilmunya lewat komponen alam. Sehingga pendidik dan alam adalah abstinensi yang aktif. Membentuk iterasi yang menciptakan siklus ilmu pengetahuan. Tanpa belajar manusia tidak akan mendapatkan ilmu. Tanpa alam manusia tidak bisa mendapatkan ilmu. Pendidik memiliki fungsi sebagai pewaris yang akan menyalurkan pengetahuan, ilmunya, bahkan pengalamannya kepada anak didiknya. Proses ini akan berjalan dengan efisien selama pendidik mampu menjaga kredibilitas dan moralnya dalam mendidik. Karena pasti ada suatu hokum/ nila nilai yang mengatur bagaimana cara mendidik yang baik. Selama perjalanan manusia mengenal pendidikan. Manusia terus memperbaruhi pencapaian bentuk komunikasi yang lebih relevan antara pendidik dan anak didik. Sehingga ilmu yang telah ditransfer oleh pendidik akan berhasil masuk dan tercatat di bank memori anak didiknya.


5. pendidik adalah generator motivasi

Siapakah pendidik itu? Barangkali kita perlu melihat sejarah tentang metode sebuah pendidikan. Maria Montessori menerapkan kasih sayang untuk membangun motivasi dan percaya diri pada peserta didiknya. Adolf Hitler mendidk peserta didiknya dengan sebuah iming imnig kejayaan dan kemuliaan rasnya, ras arya. Jika kita melihat kedua tokoh tersebut akan terbersit suatu pendapat yang mungkin telah melekat ketika kita pernah membaca ataupun mendengar kedua tokoh tersebut. Maria Montessori adalah seorang ibu yang baik. Sedangkan Hitler adalah seorang diktaktor yang haus darah. Lantas apa hubungannya dengan pendidikan? Keduanya memiliki unsur yang sama dalam menciptakan peserta didiknya sesuai yang ia inginkan. Yaitu “motivasi”. Apa itu motivasi? Motivasi ialah dorongan kuat yang mendorong seorang manusia untuk lebih berkomitmen pada tujuannya dan ia realisasikan dengan nyata. Dorongan ini bias berasal dari luar dan dalam. Adolf Hitler dan maria Montessori adalah para tokoh yang sangat tenar dalam buku sejarah. Prestasi maria Montessori dalam mendidik anak tanpa pamrih, hingga cara didiknya diterapkan menjadi sebuah ilmu yang digunakan untuk mencetak generasi yang santun dan mulia. Prestasi Hitler yang menyemangati pasukannya dan warga jerman betapa berharganya ras mereka. Betapa kuatnya merekan. Dan inilah saatnya untuk membuktikan kekuatan ras arya. Itulah sedikit sejarah tentang kemampuan motivasi untuk memebentuk suatu “sejarah”. Lalu darimanakah asal motivasi? Motivasi bias berasal dari pengalaman ataupun daru hati yang sedang “berfikir”. Mencari dorongan yang kuat untuk meneruskan jalannya. Berupa abstraksi yang suprarasional namun sangat berkomitmen dalam pencapaiannya. Pendidik haruslah menjadi motivator. Kenapa? Telah kita ulas bagaimana kekuatan sebuah motivasi dalam mengukir sebuah sejarah. Jika pendidik hanya bersikap melakukan tugas mengajarnya hanya sebagai rutinitas maka tidak akan menghasilkan lulusan yang memiliki psikis dan motivasi yang kuat. Mereka akan menjelma menjadi manusia yang sama dengan pendidiknya. Seperti robot yang mengerjakan sesuatu sesuai programnya. Pendidik berperan kuat dalam membentuk persepsi dan memberi fondasi ilmu kepada peserta didiknya. Karena memang tujuan utama pendidik adalah untuk mencetak manusia yang kritis dan aktif. Paradigma saat ini adalah pendidik hanya melakukan kegiatan belajar mengajarnya hanya sebagai rutinitas belaka. Bukan sebagai pengabdian untuk mencetak generasi unggul yang kelak akan menggantikannya dan menjadi lebih efisien daripada sebelumnya. Sehingga kualitas anak didik tidak diukur dari seberapa besarkah fasilitas yang ia dapat selama pendidikan. Melainkan dai kualitas sang pendidik. Pendidik harus bersikap sebagai generator motivasi yang siap menggerakan mobilitas ilmu yang akan ia tujukan kepada peserta didiknya. Jika peserta didik telah mencapai tahap mengikuti pendidiknya maka dapat dipastikan pendidikan yang akan diajarkan dapat dicerna mudah, karena telah ada korelasi antar pendidik dan peserta didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar